![]() |
Penyerahan beasiswa secara simbolis oleh kadis Diknas Prov. Sulut Asiano Gemmy Kawatu |
Manadoinside.com,
Komitmen PT. Meares Soputan Mining (MSM) dalam hal peningkatan kwalitas sumber
daya manusia lingkar tambang bukan isapan jempol semata, buktinya dipenguhujung
tahun 2016 ini, pihak MSM memberikan beasiswa kepada 30 warga lingkar tambang
untuk melanjutkan pendidikan diploma tiga (D3) pariwisata di perguruan tinggi
Jiangsu Cina.
Jusak, Manager
Coorporate Social Responsibility (CSR) MSM mengatakan, program beasiswa ini
merupakan kerjasama PT.MSM dengan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulut,
pemerintah kabupaten Minahasa Utara dan kota Bitung serta seamolec yang
merupakan fasilitator pemberangkatan calon
mahasiswa ke Jiangsu Cina. Program
beasiswa PT. MSM untuk 30 calon mahasiswa ini menurut Jusak merupakan jumlah
terbesar se Indonesia, sementara dana CSR yang akan digelontorkan PT. MSM pertahunnya
Rp1 Milyar rupiah atau Rp3 milyar rupiah selama pendidikan.
![]() |
Penyerahan beasiswa secara simbolis oleh perwakilan PT.MSM |
“Program
beasiswa ini merupakan komitmen kami PT.MSM dalam meningkatkan kwalitas
pendidikan masyarakat lingkar tambang. Program beasiswa ini akan membiayai penuh
pendidikan seluruh mahasiswa selama menjalani pendidikan di Cina.”terang Jusak
saat memberikan sambutan dalam acara pelepasan 30 calon mahasiswa di desa Rinondoran
kecamatan Likupang Timur, sabtu (5/11).
Jusak
menambahkan, 30 calon mahasiswa yang terdiri dari 20 calon asal Minahasa Utara
dan 10 asal Bitung ini telah melalui proses seleksi yang ketat. Dari 186 calon
yang mendaftar hanya 30 yang dinyatakan lolos dan layak untuk mendapatkan
beasiswa.
![]() |
Foto bersama 30 calon mahasiswa |
Kadis Diknas
Sulut Asiano Gemmy Kawatu dalam kesempatan tersebut mengingatkan kepada seluruh
calon mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan belajar
sungguh-sungguh agar selesai melaksanakan studi nanti bisa memberikan
kontribusi bagi perkembangan pariwisata di daerah. Ia menjelaskan, diera globalisasi saat ini telah membuat masyarakat semakin sadar
pentingnya mempelajari bahasa asing, termasuk bahasa Mandarin. Kemampuan bahasa
asing dijadikan sebagai suatu persiapan demi meningkatkan kompetensi saat
memasuki dunia kerja. Kesadaran itu membuat banyak orang Indonesia tertarik kuliah
di China. Apalagi, bahasa Mandarin sekarang telah menjadi bahasa internasional
kedua setelah Bahasa Inggris.
“Selang 4
bulan ini saja ada sekitar 30 ribu wisatawan Cina yang berkunjung ke Sulut,
untuk itu saya sangat berharap usai mengikuti studi di Jiangsu Cina, para calon
mahasiswa ini bisa mengabdikan dirinya untuk menunjang pengembangan sektor pariwisata
di Sulut.”ujar Kawatu.(jul)