Tokoh Agama Sulut Sepakat Cegah Konflik Sosial -->
Cari Berita

Advertisement

Tokoh Agama Sulut Sepakat Cegah Konflik Sosial

Kamis, 21 Maret 2019

Dialog Forum Bakudapa saat berlangsung disalah satu hotel di Manado, Rabu kemarin.

Manadoinside.com, Organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Garda NKRI Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Forum Bakudapa Tokoh Agama Sulawesi Utara. Kegiatan yang dilaksanakan disalah satu Hotel di jalan Jenderal Sudirman, Rabu (20/3) kemarin itu mengangkat tema "Dalam Perbedaan, Menyatu Mencegah Konflik Sosial" dan dihadiri puluhan perwakilan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan.

Akademisi Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI) Jemmy Tumimomor salah satu pembicara mengatakan, negara Indonesia itu terdiri dari beberapa bagian yang menjadi satu. Bangsa Indonesia adalah pluralis yang dijadikan falsafah oleh para pendiri bangsa dalam ikatan Bhineka Tunggal Ika. Kata dia, pada terminologi persatuan itu yakni masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama yang terikat menjadi satu kesatuan yakni bangsa.

"Keberagaman harus didorong menjadi satu kekuatan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Hal ini tentu dasar dari diakuinya Indonesia di mata internasional. Tidak ada satupun bangsa di dunia ini yang begitu majemuk. Semua macam golongan bisa hidup rukun dan damai di negeri ini. Untuk itu peran pemuda dan mahasiswa sangat penting untuk menjaga konflik sosial terjadi di level masyarakat berbeda satu sama lain,"kata Tumimomor.


Sementara itu, Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado Dr KH Ahmad Rajafi Sahran menuturkan, konflik sosial itu pemicunya yakni paradigma atau cara berfikir dari masyarakat terhadap suatu permasalahan. Kata dia, sehingga itu perlu terus dilakukan pendidikan ke masyarakat tentang apa yang dimaksud dengan konflik sosial tersebut.

"Akan tetapi menurut hemat saya kasus-kasus konflik sosial yang terjadi di Indonesia merupakan perbuatan segelintir orang yang tidak menyukai kedamaian di Indonesia. Masyarakat kita dikenal dengan rasa keberagaman yang tinggi serta persaudaraan. Sejak dahulu kala orang Nusantara itu sudah hidup rukun dan damai,"tandasnya.

Usai diskusi berlangsung, para peserta serta pembicara sepakat untuk mengeluarkan seruan bersama yang dibacakan oleh  penatua Novrianto Rorong. Seruan yang dalam bentuk rekomendasi itu berbunyi "Kami Tokoh Lintas Agama Sulawesi Utara, siap mengawal perbedaan dalam bingkai cinta kasih perdamaian. Kami tokoh lintas agama sulawesi utara berkomitmen memcegah konflik horisontal di bumi Nyiur Melambai. Kami tokoh lintas agama Sulawesi Utara siap bersinergi dengan pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan semua element masyarakat untuk mengantisipasi dan mencegah konflik sosial".(ctr20)