Pengurus Masjid Agung Diponegoro, PC NU-Muhamadiyah Bantah Beri Dukungan Bacalon Wabup Ke Azhar -->
Cari Berita

Advertisement

Pengurus Masjid Agung Diponegoro, PC NU-Muhamadiyah Bantah Beri Dukungan Bacalon Wabup Ke Azhar

Selasa, 10 Desember 2019

Arfan Mokodompit pengurus syari Masjid Agung Pangeran Diponegoro (kanan atas), Idris Katili Ketua BTM Masjid Nurul Hikma Watudambo (bawah), ketua BAMUSI Minut Husen Tuahuns.
 
MINUT – Pengurus Masjid Agung Pangeran Diponegoro, Kayu Besi, Kecamatan Airmadidi Atas, membantah klaim (segel suara) yang telah dihasilkan lewat keputusan umat muslim yang memberikan dukungan terhadap salah satu Bacalon Wakil Bupati Harry Azhar SE, dalam kontestasi Pilkada 2020 mendatang.

Arfan Mokodompit, selaku pegawai syar’i menyatakan keberatan atas klaim yang dilakukan sepihak Sekretaris Nahdlatul Ulama  Minut Sofyan Abdjul yang dinilai melakukan pembohongan pulik. Sebab, undangan yang disampaikan sebelum dimulai acara temanya ‘dialog keumatan’, hanya soal umat dan tidak ada keputusan mendukung salah satu bakal calon dalam kontestasi Pilkada.

“Imam masjid Agung Pangeran Diponegoro ustadz Mahmud Azizi, sudah saya konfirmasi membenarkan bahwa dialog keumatan tidak ada sangkut paut dengan klaim suarat umat muslim.

Dan sekali lagi pak imam tegaskan saat ada pemberitahuan padanya, keguatan itu tidak ada keputusan untuk menggiring suara umat muslim terhadap dukungan pada salah satu pasangan calon dalam kontestasi Pilkada 2020 mendatang dalam acara itu,” ujar Mokodompit.

Hal senada disampaikan, ketua Tafiziah Nahdlatul Ulama Minut, Ir H Suyarno Wirodimejo MM, apa yang disampaikan Sofyan Abdul terkait dukungan NU terhadap salah satu bakal calon di Pilkada itu tidak benar dan menjadi keputusan pribadi yang bersangkutan.

“Pengurus wilayah NU Minut tidak pernah memberikan dukungan terhadap salah satu pasangan calon baik bupati maupun wakil bupati karena PC NU tidak berada dalam wilayah politik praktis.

Kedua PC NU juga tidak pernah terundang dalam dialog keumatan yang diselenggarakan di masjid agung Pengeran Diponegoro. Jadi pernyataan yang disampaikan oleh Sofyan Abdjul itu adalah pernyataan pribadinya bukan mewakili Nahdlatul Ulama Minut,” papar ketua NU Minut Wirodimejo saat dihubungi via HP selularnya.    

Bak gayung bersambut, Ketua Muhamadiyah, Subhan Limpolo, yang juga dikonfirmasi by phone juga tegas menyatakan bahwa Muhamadiyah tidak pernah mendukung Harry Azhar sebagai calon Wakil Bupati, dan Muhamadiyah tidak bertanggungjawab dengan keputusan dialog keumatan.

“Kami dari pengurus Muhamadiyah Minut sama sekali tidak pernah terundang dalam acara dialog keumatan itu, dan keputusan untuk mendukung salah satu calon wakil Bupati itu kami tidak bertanggungjawab. Memang sempat terinformasi ada pertemuan keumatan namun karena tercium ada ada upaya penggiringan dukungan terhadap calon yang akan berkontestasi di Pilbup maka kami dari Muhamadiyah memutuskan untuk tidak menghadiri kegiatan tersebut,” tukas Limpolo.      

Ketua Ta’mir Masjid Nurul Hikma Watudambo, Idris Katili, pun menyatakan hal senada bahwa mereka tidak pernah diundang da,lam dialog keumatan yang mengklaim untuk memberikan dukungan terhadap salah satu calon wakil Bupati.

“Atas nama keimaman masjid Nurul Hikmah Watudambo kami tidak setuju dengan klaim suara umat yang dilakukan sepihak dalam pertemuan dialog keumatan karena kami tidak pernah diundang dalam pertemuan tersebut,” tegas Katili.

Ketua BAMUSI Minut, Husen Tuahuns pun menyatakan langkah yang dilakukan Sekretaris NU Minut, Sofyan Abdul sebagai tindakan illegal.

Apalagi, kegiatan keumatan itu dilakukan di masjid agung Pangeran Diponegoro yang dilarang digunakan untuk kepentingan-kepentingan politik.

“Satu hal yang perlu diketahui bahwa SK imam-imam se Minut ini baru akan dikeluarkan nangti tanggal 31 Desember dari Kemenag, sehingga tidak boleh ada pernyataan-pernyataan dukungan terhadap calon yang akan bertarung dalam kontestasi Pilbup sebelum ada SK yang baru,” ingat Tuahuns.

Lanjut Tuahuns menyorot langkah Sofyan Abdjul, yang telah menggiring dialog keumatan itu ke wilayah politis. Bahkan, imam masjid agung Pangeran Diponegoro telah menyatakan mendukung  kegiatan itu jika murni membicarakan soal umat.

“Jika memang bermanfaat untuk umat tidak apa-apa, namun kalau momen dialog itu digunakan untuk menggiring suara umat pada salah satu pasangan calon itu yang tidak benar dan imam masjid agung menyatakan keberatan atas keputusan itu,” tandas Tuahuns, sembari mengingatkan bakal calon Wakil Bupati yang telah mendaftar di Nasdem Harry Azhar agar jangan sampai digiring pada hal-hal yang tidak benar.(ayi)