![]() |
Arfan Mokodompit pengurus syari Masjid Agung Pangeran Diponegoro (kanan atas), Idris Katili Ketua BTM Masjid Nurul Hikma Watudambo (bawah), ketua BAMUSI Minut Husen Tuahuns. |
Arfan Mokodompit, selaku pegawai
syar’i menyatakan keberatan atas klaim yang dilakukan sepihak Sekretaris Nahdlatul
Ulama Minut Sofyan Abdjul yang dinilai melakukan pembohongan pulik. Sebab, undangan yang
disampaikan sebelum dimulai acara temanya ‘dialog keumatan’, hanya soal umat
dan tidak ada keputusan mendukung salah satu bakal calon dalam kontestasi
Pilkada.
“Imam masjid Agung Pangeran Diponegoro
ustadz Mahmud Azizi, sudah saya konfirmasi membenarkan bahwa dialog keumatan
tidak ada sangkut paut dengan klaim suarat umat muslim.
Dan sekali lagi pak imam tegaskan saat ada pemberitahuan padanya, keguatan itu tidak
ada keputusan untuk menggiring suara umat muslim terhadap dukungan pada salah
satu pasangan calon dalam kontestasi Pilkada 2020 mendatang dalam acara itu,” ujar Mokodompit.
Hal senada disampaikan, ketua Tafiziah
Nahdlatul Ulama Minut, Ir H Suyarno Wirodimejo MM, apa yang disampaikan Sofyan
Abdul terkait dukungan NU terhadap salah satu bakal calon di Pilkada itu tidak
benar dan menjadi keputusan pribadi yang bersangkutan.
“Pengurus wilayah NU Minut tidak pernah
memberikan dukungan terhadap salah satu pasangan calon baik bupati maupun wakil
bupati karena PC NU tidak berada dalam wilayah politik praktis.
Kedua PC NU juga tidak pernah terundang
dalam dialog keumatan yang diselenggarakan di masjid agung Pengeran Diponegoro.
Jadi pernyataan yang disampaikan oleh Sofyan Abdjul itu adalah pernyataan
pribadinya bukan mewakili Nahdlatul Ulama Minut,” papar ketua NU Minut
Wirodimejo saat dihubungi via HP selularnya.
Bak gayung bersambut, Ketua Muhamadiyah, Subhan
Limpolo, yang juga dikonfirmasi by phone juga tegas menyatakan bahwa Muhamadiyah tidak pernah mendukung Harry
Azhar sebagai calon Wakil Bupati, dan Muhamadiyah tidak bertanggungjawab dengan
keputusan dialog keumatan.
“Kami dari pengurus Muhamadiyah Minut sama
sekali tidak pernah terundang dalam acara dialog keumatan itu, dan keputusan
untuk mendukung salah satu calon wakil Bupati itu kami tidak bertanggungjawab. Memang
sempat terinformasi ada pertemuan keumatan namun karena tercium ada ada upaya
penggiringan dukungan terhadap calon yang akan berkontestasi di Pilbup maka kami
dari Muhamadiyah memutuskan untuk tidak menghadiri kegiatan tersebut,” tukas
Limpolo.
Ketua Ta’mir Masjid Nurul Hikma Watudambo, Idris
Katili, pun menyatakan hal senada bahwa mereka tidak pernah diundang da,lam
dialog keumatan yang mengklaim untuk memberikan dukungan terhadap salah satu
calon wakil Bupati.
“Atas nama keimaman masjid Nurul Hikmah
Watudambo kami tidak setuju dengan klaim suara umat yang dilakukan sepihak
dalam pertemuan dialog keumatan karena kami tidak pernah diundang dalam
pertemuan tersebut,” tegas Katili.
Ketua BAMUSI Minut, Husen Tuahuns pun
menyatakan langkah yang dilakukan Sekretaris NU Minut, Sofyan Abdul sebagai
tindakan illegal.
Apalagi, kegiatan keumatan itu dilakukan di
masjid agung Pangeran Diponegoro yang dilarang digunakan untuk
kepentingan-kepentingan politik.
“Satu hal yang perlu diketahui bahwa SK
imam-imam se Minut ini baru akan dikeluarkan nangti tanggal 31 Desember dari
Kemenag, sehingga tidak boleh ada pernyataan-pernyataan dukungan terhadap calon
yang akan bertarung dalam kontestasi Pilbup sebelum ada SK yang baru,” ingat
Tuahuns.
Lanjut Tuahuns menyorot langkah Sofyan Abdjul,
yang telah menggiring dialog keumatan itu ke wilayah politis. Bahkan, imam
masjid agung Pangeran Diponegoro telah menyatakan mendukung kegiatan itu jika murni membicarakan soal umat.
“Jika memang bermanfaat untuk umat tidak
apa-apa, namun kalau momen dialog itu digunakan untuk menggiring suara umat
pada salah satu pasangan calon itu yang tidak benar dan imam masjid agung
menyatakan keberatan atas keputusan itu,” tandas Tuahuns, sembari mengingatkan bakal
calon Wakil Bupati yang telah mendaftar di Nasdem Harry Azhar agar jangan sampai
digiring pada hal-hal yang tidak benar.(ayi)