MINUT -- Umat Muslim Sulut yang tergabung dalam solidaritas terhadap aksi perusakan Mushola Al-Hidayah yang diklaim sebagai Balai Pertemuan Umum (BPU) di Perum Agape, desa Tumaluntung Kecamatan Kauditan Minahasa Utara (Minut), mendesak pemerintah dan aparat keamanan menangkap dan proses hukum oknum masyarakat yang terlibat.
"Iya hari ini kami kami sumat muslimin merasa terpanggil dan peduli atas tindakan pidana perusakan Mushola di Perum Agape Minut.
Umat muslim juga saya minta tetap tenang karena ada Allah yang akan membantu kita dalam menyelesaikan persoalan ini.
Sebagai sesama saudara seiman kami terpanggil berempati dengan saudara-saudara kami kaum muslimin di Perum Agape dan kami bersepakat untuk membuat pernyataan sikap mendesak agar aparat kepolisian dalam dua kali 24 jam segera menangkap para pelaku perusakan Mushola serta menjamin kebebasan dan kenyamanan umat dalam menjalankan ibadah," tutur Senator Jafar Alkatiri (Anggota DPD RI) yang didampingi sejumlah tokoh-tokoh dan Ormas Islam saat menggelar kinferenai pers dengan awak media usai rapat internal di Masjid Ahmad Yani Manado, Kamis (30/1).
Poin lainya dalam 7 pernyataan sikap yang dihasilkan dalam oertemuam kaum mualimin itu disebutkan meminta pemerintah dan aparat kepolisian meninjau serta mengusut oknum di FKUB yang diduga sengaja menghambat proses perizinan Mushola di Agape untuk dijadikan Masjid Al-Hidayah.
"Jadi dalam proses perizinan Mushola yang dalam persiapan dibuat masjid, semua persyaratan baik dari Kemenag maupun SKB tiga menteri telah dipenuhi tinggal rekomendasi FKUB yang oleh oknum didalamnya belum disetujui jadi kami minta ini juga untuk diusut," ujar Alkatiri.
Usai rapat dan membuat kesepakatan umat Islam kemudian sekira Pukul 13:00 Wita dari Masjid Ahmad Yani Manado bergerak menuju Masjid Pangeran Diponegoro
Bertemua Kapolres Minut dan Dandim Minut-Bitung, setelah itu umat Islam menggelar salat Ashar berjamaah di Musholah Perum Agape.
Setelah melaksanakan salat berjamaah massa bergerak secara aman dan damai balik ke Manado untuk menggelar pertemuan dengan Kapolda Sulut.
Bersama Senator Hi Djafar Alkatiri, ketua Baitulmuslimin Indonesia (BAMUSI), Husen Tuahuns (Stafsus Gubernur Sulut), ketua PW NU Sulut Ulyas Taha, anggota DPRD Minut Harry Azhar dan jajaran Ormas dan OKp Keislaman Pemuda, Pelajar dan Cendikiawan di ruang pertemuan Mapolda Sulut, sekira Pukul 18:00 Wita, dengan Kapolda Irjen Pol Sigit Waskito dan Pangdam XIII Merdeka Mayjen Santos mengeluarkan empat poin kesepakatan.
1. Tangkap dan proses hukum secara trasparan terhadao para pelaku pengerusakan bangunan Musholah.
2. Musholah Agape, di desa Tumaluntung kecamatan Kauditan akan diperbaiki oleh Kapolda dan akan difungsikan kembali,
3. Keamanan, kenyamanan semua agama dalam beribadàh dijamain oleh Polri dan di back up oleh TNI.
4. Mempercepat pengurusan izin pendirian Masjid Al Hidayah Agape dan Kapolda akan mengusut oknum-oknum yang dengan sengaja menghambat pengurusan administrasi
"Kapolda menghimbau agar masyarakat tetap tenang, jangan terprovokasi serta tidak boleh ada pergerakan massa ke Minut sebab dapat menimbulkan masalah baru, karena khawatir ada yang memanfaatkan untuk jadi gadu.
Dan kapolda menegaskan ini adalah kasus pidana yg harus di usut tuntas. Maka percayalah kepada pihak kepolisian," ujar Husen Tuhuns ketua BAMUSI usai pertemuan.
Bahkan menurut, Husen, Gubernur Olly Dondokambey telah meminta kepada Kapolda untuk tangkap semua pelaku pengerusakan Musholah serta meminta masyarakat tenang serta menyikapi setiap persoalan dengan kepala dingin
"Pak Gub meminta agar jangan ada konvoi massa yang justru tidak menyelesaikan masalah bahkan justru lebih memperuncing keaadaan yang pada akhirnya merugikan kita semua dan stop menyebarkan berita-berita denga bahasa yang provokatif," tutup Stafsus Gubernur Sulut yang biasa disapa Abang Hi Husen panggilan akrap mantan aktivis dan angota dewan Minut ini.(ayi)