Kepada
awak media, baik media cetak maupun media online, Awaluddin mengatakan,
peran media massa dalam mengawasi tahapan demi tahapan pemilihan
serentak menjadi catatan kritis Bawaslu untuk meningkatkan partisipatif
masyarakat.
“Satu hal yang menjadi catatan kritis saya, untuk bisa menimbulkan
langkah partisipatif dari rakyat maka kami membutuhkan kerja sama
sinergi yang baik dengan teman-teman media,” ucap Awaluddin Umbola.
Menurut mantan ketua KPU Boltim ini, Bawaslu dalam mengawasi tahapan
pemilihan serentak memiliki batasan-batasan tersendiri dalam melakukan
sosialisasi kepada masyarakat karena dibatasi dengan pandemi yang
melanda Indonesia.
“Tanpa media, sebenarnya langkah kami sangat terbatas untuk bisa
melakukan sosialisasi secara massif kepada masyarakat, dan untuk bisa
bertemu langsung dengan masyarakat kita butuh bergandengan tangan dengan
teman-teman media agar apa yang menjadi kewenangan Bawaslu, apa yang
menjadi kerja-kerja Bawaslu, dapat disosialisasikan, dapat disampaikan
kepada publik bahwa Bawaslu seperti ini,” terang Umbola.
Tak hanya itu, Awaluddin mengungkapkan, Covid-19 kali ini membuat
Bawaslu sebagai lembaga pengawasan Pemilu resmi dibatasi pengawasannya
di lapangan, sehingga perlu kerja-kerja jurnalistik sangat ampuh dalam
menghadapi potensi sengketa.
“Kami sangat membutuhkan tangan-tangan para penulis-penulis. Karena
kita tidak bisa bertemu langsung. Kita dibatasi, sehingga jasa bagi
teman-teman, tangan-tangan terampil penulis ini, saya yakin sebuah jurus
ampuh untuk bisa kemudian menjadikan masyarakat peduli terkait dengan
penanganan penyelesaian sengketa atau kewenangan bawaslu secara umum,” tandas Umbola.(yudi)