Refleksi Anak Negeri Di Kemerdekaan RI Ke-75 -->
Cari Berita

Advertisement

Refleksi Anak Negeri Di Kemerdekaan RI Ke-75

Selasa, 18 Agustus 2020


Penulis: Vebry Deandra Haryadi SH Praktisi Hukum (Advokad)

KEMERDEKAAN Tetapi anak bangsa di negeri ini masih berkutat dengan perbedaan yang saling memecah-belah.

Tendensius, Saya putera daerah atau saya orang asli di daerah, atau saya miliki agama mayoritas yang dianut suatu daerah, terus merong-rong KEMERDEKAAN sebagai bangsa yang seharusnya sudah dewasa dalam bertoleransi.

 Kengerian membayangkan catatan sejarah panjang, dimana anak negeri ini saling menghancurkan bahkan saling membunuh karena dirasuki 'setan egosentrisme' yang namanya rasa satu daerah, rasa satu agama, rasa satu golongan dan rasa satu ras.

Padahal bangsa ini merdeka dengan satu konsensus sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan dasar negara adalah UUD 1945 dan Pancasila.

Intinya Gotong Royong dan Toleransi !

Sudahlah hai anak negeri. Mari bergandeng tangan untuk bersama membangun bangsa ini. Sudah terlalu letih kita sebagai anak bangsa yang hidup dengan saling curiga satu dengan yang lain. Kita sudah merdeka, namun kemerdekaan itu harus kita pertahankan.

Musuh kita adalah diri kita sendiri sebagai anak bangsa negeri ini yang dirong-rong kekuatan masa lalu yang tidak menyukai bangsa ini bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, bebas dari Narkoba, bebas dari permufakatan jahat dan segala hal-hal lainnya yang negatif dalam bangsa ini.

Begitu banyak yang harus dikerjakan bangsa ini. Jika ditulis satu persatu kelemahan bangsa kita, maka seribu bahkan jutaan lembar tak akan ada habisnya.

Kemerdekaan ini adalah momentum kita menyadari bahwa kita bangsa yang besar dan selalu mencintai KEDAMAIAN yang tak memandang apa itu perbedaan.

Sekali Merdeka Tetap Merdeka. Semerbak bunga di taman adalah anugerah terindah bahwa kemerdekaan kita bisa menikmati secara sederhana.(***)