MANADO -- Seiring perkembangan zaman, peran guru semakin berat. Guru memang tidak dapat digantikan dengan teknologi, namun guru juga tidak bisa buta dengan teknologi.
Apalagi posisi guru yang diletakkan sebagai garda terdepan dalam pembentukan karakter peserta didik. Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAII) Provinsi Sulawesi Utara ketika melakukan sosialisasi dan pembentukan DPD AGPAII Kab. Minahasa.
“Peran guru, apalagi guru Pendidikan Agama Islam sebagai ujung tombak pendidikan karakter di sekolah, tidak bisa digantikan oleh teknologi. Pengetahuan bisa saja diperoleh dari dunia maya, namun tidak dengan keteladanan dan contoh perilaku kehidupan.
Meski demikian, guru juga tidak boleh buta teknologi karena telah menjadi tuntutan dan kebutuhan zaman” Tegas Supriadi didampingi Sekretaris Bakri, M.Pd.I.
Acara yang berlangsung di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Minahasa, itu dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Minahasa yang diwakili Kasi Pendis H. Awaludin Hi. Ali, S.Ag.
Dalam sambutannya, beliau mengingatkan bahwa keterbatasan jumlah guru PAI di Minahasa bukan menjadi penghalang untuk terus berusaha mencerdaskan anak bangsa dan menanamkan nilai-nilai karakter bagi generasi ke depan.
“Kondisi yang terbatas hendaklah tidak menjadi penghalang untuk terus berkarya dan maju bersama. AGPAII bisa menjadi wadah dalam meningkatkan kompetensi guru PAI dan menjalin silaturahim antar sesama," lanjut Awaludin.
Momentum Hari Guru Nasional menjadi catatan sejarah tersendiri karena tepat tanggal 25 November 2020 telah terbentuk kepengurusan DPD AGPAII Kab. Minahasa-Tomohon periode 2020-2025 yang diketuai Sumirah Saelangi, S.Pd.
Usai pembentukan, pengurus DPW AGPAII Sulawesi Utara melakukan ziarah kubur ke salah satu guru PAI di desa Sea Kec. Pineleng, Kab. Minahasa, alm. Anang Bualo.(ipp)