MINUT – Sejatinya program desa Digital yang digaungkan saat kampanye Pilbup Pasangan JGKWL (saat ini Bupati dan Wakil Bupati) Minahasa Utara akan direalisasikan secara gratis. Kenyataanya, justru berbalik dimana program yang menjadi dambaan warga desa di Minahasa Utara seketika sirna sebab, program tersebut masuk lewat APBDes yang besaran anggaranya fantastis diduga mencapai Rp100 juta/desa.
“Saat ini sudah ada puluhan Kumtua yang mengusulkan dana desa untuk desa digital, jumlahnya mencapai 100 juta per desa. Itemnya antara lain pengadaan CCTV desa, monitor, dan wi-fi gratis,” ungkap Kabid PMD Dinsos dan PMD Ronny Menajang.
Pasalnya, diketahui bahwa program desa Digital ini telah digaungkan pasangan JGKWL akan direalisasikan secara gratis untuk masyarakat di pedesaan. Tujuanya agar supaya masyarakat pedesaan juga bisa mengikuti perkembangan jaman di era digital saat ini.
“Jika memang Pagu anggaran desa digital yang mencapai 100 juta saya rasa jumlahnya terlalu besar, bahkan jumlahnya akan menjadi fantastis jika semua desa Minut yang berjumlah 125 desa di digitalisasi dengan anggaran itu. Saya rasa itu tidak benar," ujar anggota DPRD Minut Stendy Rondonuwu.
Saran saja,menurut Rondonuwu mungkin desa digital ini bisa dimulai dengan memasangkan wi-fi gratis di kantor-kantor desa saja, sehingga masyarakat yang ingin menggunakan internet gratis bisa datang ke balai desa, dengan begitu aktifitas dikantor desa juga akan semakin terasa.
"Jaringan saja di kantor Bupati dan Dewan saat ini masih belum normal bagimana sudah melengkah ke desa-desa yang infrastrukturnya masih minim.
Saya kira ini sudah pernah disampaikan Bupati JG dan Wakil Bupati KWL untuk meninjau kembali program desa digital yang dimasukan anggaran di desa mencapai Rp100 juta.
Takutnya, program ini dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun sekelompok orang untuk meraup keuntungan," bebernya.
Lanjut, Rondonuwu Pemkab punya Diskominfo, saya rasa dinas tersebut bisa dimanfaatkan untuk membantu desa-desa untuk pemasangan wi-fi yang nantinya bisa dimanfaatkan warga desa setempat. Apalagi aplikasi terkait desa digital ini bisa disownload secara gratis.
"Jadi aplikasi terkait desa digutK ini gratis dengan begitu budget anggaran yang besar itu bisa dimanfaatkan untuk program desa yang lain,” pungkas Rondonuwu.(***)